Siapa yang tak kenal
Toy Story, sebuah film animasi garapan studio animasi terkemuka Pixar? Installment ketiga ini merupakan penutup dari
trilogi Toy Story. Cerita kali ini masih berkisar pada Woody si boneka koboi
dan teman-teman mainannya yang bisa berbicara dan bergerak layaknya manusia. Andy,
pemilik Woody , kini telah berusia 18 tahun. Dan seperti semua remaja 18 tahun,
Andy tak lagi bermain dengan Woody dan mainan masa kecilnya yang lain. Sebentar
lagi Andy akan segera pergi kuliah di kota lain. Namun secara tidak sengaja, mainan-mainan
Andy tersumbangkan ke Sunnyside, sebuah tempat penitipan anak.
Saat mainan-mainan Andy berusaha kabur dari tempat
penitipan, sialnya, mereka ketahuan oleh Lotso. Lotso adalah boneka beruang pemimpin
mainan-mainan di Sunnyside . Ia jadi jahat karena sakit hati dibuang pemiliknya. Mereka pun terlibat sebuah petualangan seru
untuk kabur dari Sunnyside dan kembali pada Andy.
Sayangnya, mereka harus menghadapi kenyataan pahit bahwa
Andy tidak menginginkan mereka lagi, meskipun Andy juga merasa sayang untuk
membuang mereka. Akhirnya dengan akal cerdiknya, Woody berhasil menyelamatkan
mereka semua sehingga mereka tetap diajak bermain dan terawat dengan baik.
Bagaimana caranya? Wah sebaiknya film ini memang ditonton sendiri deh, karena
benar-benar menguras emosi dan airmata. Kapan lagi kan, orang dewasa menangis
gara-gara mainan?
Cerita Toy Story 3 kali ini berusaha menunjukkan, bahwa
seberapa pun sayangnya kita pada sesuatu, di dunia ini tidak ada yang abadi.
Akan ada saatnya kita harus berpisah dengan orang (atau barang) yang kita
sayangi. Dan percayalah, bahwa di balik perpisahan itu, kita akan mendapat
ganti yang lebih baik. Andy mendapat kehidupan baru di perkuliahan, Woody dan
teman-teman mendapat majikan baru yang sangat menyayangi mainan.
Alur yang tidak mudah ditebak, cerita yang mengaduk emosi,
didukung kualitas grafis yang memanjakan mata khas Pixar, membuat film ini
sangat cocok untuk ditonton bersama teman-teman atau keluarga di kala senggang.