PENALARAN INDUKTIF
Nama Dosen
: Drs. Budi Santoso, MM
Disusun
Oleh :
Nurul
Azizah (26213713)
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Gunadarma
2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Penalaran Induktif” ini. Makalah ini
saya buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa
Indonesia 2 Bapak Drs. Budi Santoso, MM yang saya hormati. Tugas
makalah ini saya tunjukan untuk saya sendiri sebagai pelajar yang belajar
mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Bapak Drs. Budi
Santoso, MM.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
1. Ibu Prof E.S.
Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2. Bapak
Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3. Bapak
Drs. Budi santoso, MM, Dosen Pembimbing Penulisan Makalah Fakultas Ekonomi
Universitas
Gunadarma.
Semoga segala amal kebaikan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian Penulisan Makalah ini dapat dibalas oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Jakarta, 10 November 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
..............................................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................
1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang
..............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2
E. Metode Penelitian ......................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2
E. Metode Penelitian ......................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
A. Pengertian Penalaran
.................................................................................
3
B. Pengertian Penalaran Induktif .................................................................... 3
C. Jenis-jenis Penalaran secara Induktif .............................................................. 4
D. Contoh-contoh penalaran Induktif ................................................................ 4
BAB III .................................................................................................................. 8
PENUTUP ........................................................................................................... 8
B. Pengertian Penalaran Induktif .................................................................... 3
C. Jenis-jenis Penalaran secara Induktif .............................................................. 4
D. Contoh-contoh penalaran Induktif ................................................................ 4
BAB III .................................................................................................................. 8
PENUTUP ........................................................................................................... 8
Kesimpulan
.........................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Di
dunia ini diciptakan Manusia dan binatang keduanya memiliki pengetahuan.
Pengetahuan ini digunakan untuk membedakan baik dan buruk, hitam dan putih..
Senantiasa pengetahuan ini dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya.
Ada dua penyebab manusia mampu
mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia memiliki bahasa.
Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi dan jalan pikiran
yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya kemampuan manusia dalam
berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir
inilah yang disebut dengan penalaran.
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang telah
dirumuskan diatas sehingga ditarik permasalahan antara lain :
1)
Apa
yang dimaksud dengan Penalaran ?
2)
Apa
yang dimaksud dengan penalaran induktif
3)
Jenis – Jenis Penalaran Induktif
B.
Tujuan
Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang :
1) Yang dimaksud dengan penalaran
2) Yang dimaksud dengan penalaran
induktif
3) Jenis-jenis penalaran induktif
C.
Manfaat
Penulisan
Manfaat khusus agar penulis dapat lebih memahami tentang
penalaran induktif
Manfaat umum agar penulisan ini dapat dijadikan bahan
referensi oleh pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Penalaran
Penalaran (reasioning) adalah suatu
proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju
suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang
sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan
kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para
ahli (otoritas).
Penalaran juga
merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa,
sehingga wujud penalaran akan akan berupa argument.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
A.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan
prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik
dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep
secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan
tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori
bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
B.
Jenis-jenis Penalaran Induktif
Aspek dari penalaran induktif adalah
analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini
berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi tiga macam yaitu: :
1. Generalisasi
Adalah proses penalaran berdasarkan
pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu
untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala
serupa.
Contoh :
Orang yang
menjadi kader partai korupsi
Orang yang
menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi
: Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
·
Generalisasi
Tanpa Loncatan Induktif
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang
telah diselidiki. Contoh: data survey LSM
·
Generalisasi
Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua
fenomena yang belum diselidiki. Contoh: Hampir seluruh partai mendapat
pendapatan dari hasil korupsi.
2.
Analogi
Adalah suatu proses
penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi
tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada 2 macam analogi,yaitu :
·
Analogi
Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang
disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena
kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang
sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas
Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia
akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
·
Analogi
Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat
bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi
deklaratif :
Deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3. Hubungan
Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta
yang
lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu
atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:
·
Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang
menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh :
Belajar, berdoa, tekun dan tidak
putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
·
Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang
menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
Contoh :
Dewasa
marak terjadi tindak criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi,
tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm
sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
·
Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat
pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi
sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri
arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah
dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang
akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak
mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak
jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak
mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Penalaran Induktif adalah
proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya
disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif
yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan
akibat–sebab.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/opini/390-penelitian-lembaganya-dan-penalaran-namanya.html
http://ssantoso.blogspot.com/2008/08/penalaran-induktif-dan-deduktif-materi.html