skip to main | skip to sidebar
Winnie The Pooh Glitter

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Link Gunadarma

  • Baak
  • Staffsite
  • Studentsite
  • V-Class

About me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan

Archivo del blog

  • ► 2017 (16)
    • ► Maret (15)
    • ► Januari (1)
  • ► 2016 (8)
    • ► Juni (5)
    • ► Mei (1)
    • ► April (1)
    • ► Maret (1)
  • ▼ 2015 (9)
    • ► Desember (2)
    • ▼ November (2)
      • Penalaran Induktif
      • Resensi Buku
    • ► April (3)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2014 (18)
    • ► Oktober (4)
    • ► Juli (1)
    • ► Mei (10)
    • ► April (1)
    • ► Januari (2)
  • ► 2013 (21)
    • ► Desember (7)
    • ► November (5)
    • ► Oktober (8)
    • ► Januari (1)

Followers

Do what you love, Love what you do:))

Rabu, 11 November 2015

Penalaran Induktif



PENALARAN INDUKTIF





Nama Dosen         : Drs. Budi Santoso, MM





Disusun Oleh :

Nurul Azizah (26213713)






Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadarma

2015-2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Penalaran Induktif” ini. Makalah ini saya buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Drs. Budi Santoso, MM yang saya hormati. Tugas makalah ini saya tunjukan untuk saya sendiri sebagai pelajar yang belajar mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Bapak Drs. Budi Santoso, MM.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
1.     Ibu Prof E.S. Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Drs. Budi santoso, MM, Dosen Pembimbing Penulisan Makalah Fakultas Ekonomi
        Universitas Gunadarma.
Semoga segala amal kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Penulisan Makalah ini dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Jakarta, 10 November 2015



                                                                                 Penyusun







DAFTAR ISI
    KATA PENGANTAR ..............................................................................................................  i

    DAFTAR ISI ............................................................................................................................  ii

    BAB I .................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN ...................................................................................................................   1

            A. Latar Belakang ..............................................................................................   1
           
            B. Rumusan Masalah ..........................................................................................  1

            C. Tujuan Penulisan ............................................................................................  2

            D. Manfaat Penulisan ..........................................................................................  2

            E. Metode Penelitian .........................................................................................  2

    BAB II ...............................................................................................................  3       

    PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

            A. Pengertian Penalaran ................................................................................. 3

            B. Pengertian Penalaran Induktif .................................................................... 3

            C. Jenis-jenis Penalaran secara Induktif .............................................................. 4

            D. Contoh-contoh penalaran Induktif ................................................................ 4

     BAB III .................................................................................................................. 8

    PENUTUP ........................................................................................................... 8

            Kesimpulan ......................................................................................................... 8

     DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang

            Di dunia ini diciptakan Manusia dan binatang keduanya memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan untuk membedakan baik dan buruk, hitam dan putih.. Senantiasa pengetahuan ini dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya.
            Ada dua penyebab manusia mampu mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia memiliki bahasa. Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi dan jalan pikiran yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya kemampuan manusia dalam berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir inilah yang disebut dengan penalaran.
            Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.

A.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang telah dirumuskan diatas sehingga ditarik permasalahan antara lain :
1)          Apa yang dimaksud dengan Penalaran ?
2)          Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif
3)          Jenis – Jenis Penalaran Induktif

B.     Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang :
1)      Yang dimaksud dengan penalaran
2)      Yang dimaksud dengan penalaran induktif
3)      Jenis-jenis penalaran induktif

C.     Manfaat Penulisan
Manfaat khusus agar penulis dapat lebih memahami tentang penalaran induktif
Manfaat umum agar penulisan ini dapat dijadikan bahan referensi oleh pembaca





BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Penalaran
            Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argument.

            Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

            Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

A.                Penalaran Induktif
            Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

B.                 Jenis-jenis Penalaran Induktif
            Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi tiga macam yaitu: :
1.      Generalisasi
Adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
Contoh :
Orang yang menjadi kader partai korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :
·         Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
      Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki. Contoh: data survey LSM
·         Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
      Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.

2.      Analogi
      Adalah suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.



Ada 2 macam analogi,yaitu :
·         Analogi Induktif
      Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
·         Analogi Deklaratif
      Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3.      Hubungan Sebab Akibat
      Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta
yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:
·         Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh :
Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
·         Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
Contoh :
Dewasa marak terjadi tindak criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
·         Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1.      http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/opini/390-penelitian-lembaganya-dan-penalaran-namanya.html
2.      http://rezaiueomanage.blogspot.com/Reza.Jakarta
3.       http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://ssantoso.blogspot.com/2008/08/penalaran-induktif-dan-deduktif-materi.html
Diposting oleh Unknown di 08.46 0 komentar

Senin, 09 November 2015

Resensi Buku

Pengertian Resensi
            Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.

Resensi Novel



Judul                          : 99 Cahaya Di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak
                                      Islam di Eropa)

ISBN                            : 978-602-03-0052-8
Penulis                        : Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra
Penerbit                     : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit                          : November 2013
Cetakan                    : Keenam, Januari 2014
Tebal                          : 340 halaman
        A. Sinopsis Novel
         Novel “99 Cahaya Di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)” karya dari Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra memiliki tema menapak jejak islam di Eropa. Buku ini berisi kisah-kisah perjalanan kedua penulis selama berada di Eropa. Hanum dan Rangga tinggal selama 3 tahun di eropa saat rangga mendapat beasiswa program doktoral di Universitas di Austria. Keduanya berkesempatan menjelajahi eropa dan menemukan keindahan eropa yang tidak sekadar hanya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka menemukan keindahan lain dari Eropa, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam pernah berjaya di tanah itu. Eropa dan islam pernah menjadi pasangan serasi. Namun, ketamakan manusia membuat dinasti itu runtuh. Melalui buku ini, penulis ingin menceritakan tentang beberapa tempat dimana islam mempunyai kisah yang cukup menarik didalamnya. Kisah-kisah dari beberapa tempat didalamnya yang bisa membuat penulis dan pembaca enggan untuk melakukan kesalahan yang sama. Tempat itu antara lain Wina (austria), Paris (Perancis), Granada dan Cordoba (andalusia/Spanyol), dan Istanbul (turki).
      Selama kursus itulah hanum berkenalan dengan Fatma, wanita asal Turki yang berhasil menggugah jiwa kelana hanum untuk menyusuri jejak islam di eropa. Fatma yang notabene hanya seorang ibu rumah tangga ternyata memiliki wawasan luas tentang sejarah Islam di eropa. Bukan hanya itu, kebesaran hati seorang fatma yang menerima cerca dari kalangan non muslim menyadarkan hanum, bahwa Islam seharusnya dimaknai luar dan dalam. Bukan sekedar casing yang islam, namun jiwa dan pikiran kaum bar-bar. Sayangnya fatma tiba-tiba menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana bersama menapaki jejak islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah berjaya pada masanya. Demi memenuhi janji itu hanum kemudian mulai menjelajah sendiri bersama suami.
        Tempat kedua yang diceritakan penulis adalah Paris, Perancis. Kota ini dikenal City of lights, yang berarti pusat peradaban Eropa. Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Seperti kufic-kufic pada keramik yang berada di musse louvre. Yang lebih mencengangkan Hanum, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dipakai Bunda Maria bertakhtakan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah. Selain benda-benda ‘kecil’ didalam musee louvre, Marion juga memberi tahu tentang Voie Triomphale atau Jalan kemenangan yang dibuat Napoleon Bonaparte, tempat dua gerbang kemenangan (arc du triomphe) yang sangat megah. menurut Marion, bila ditarik garis lurus imajiner maka akan menghadap arah kiblat. Mungkin akan menjadi konspirasi apabila Eropa mengakui Napoleon beragama Islam, tapi kedekatan beliau dengan Islam tak terbantahkan. Selain itu, Jenderal kepercayaan Napoleon, Francois Menou mengucapkan Syahadat setelah menaklukan mesir dan syariat-syariat islam juga menginspirasi Napoleonic Code.
        Setelah ke Paris, mereka selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota di andalusia yang menurut beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba merupakan ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. Pada kota ini berkembang ilmu pengetahuan dan menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Pada masa keemasan itu, Cordoba bukan negara islam seluruhnya, namun toleransi antar agama menjadi suatu landasan kuat hingga menjadi kota yang sangat dikagumi sekaligus membuat iri kota- kota lain. di Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi Kathedral setelah jatuh ke tangan Raja Ferdinand dan ratu Isabela. Sementara itu Granada adalah kota terkahir dimana islam takluk di daratan Eropa. di Granada terdapat benteng megah yang menjelaskan betapa megahnya Islam di masa keemasan.
      Selanjutnya mereka berkesempatan menjelajahi Istanbul. Istanbul/ kontatinopel adalah saksi sejarah dimana Islam pernah memiliki masa keemasan. Pada masa itu, luas wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Namun, di Turki tidak ditinggalkan istana yang megah, bukan karena tidak mampu melainkan karena Sultan mereka mencontohkan kesederhanaan. Sesuatu hal yang mulai dilupakan pemimpin-pemimpin saat ini. Di Turki juga terdapat Hagia Sophia, bekas gereja besar dan sempat dijadikan masjid. Namun kini telah dijadikan museum oleh pemerintah Turki.

     B. Unsur Intrinstik Novel
        1. Tema :
Menapak Jejak Islam di Benua Eropa
        2. Tokoh :
  • Hanum           : Protagonis, karena merupakan mempunyai rasa keinginan tahu pada islam     yang sangat besar.      
  • Rangga          : Protagonis, karena bersama-sama hanum menjelajahi Eropa.
  • Fatma            : Protagonis, karena dialah yang pertama kali mengajak Hanum menyusuri rahasia-rahasia kebesaran islam di Eropa.
  • Eyse                : Protagonis, karena anak dari Fatma yang selalu menuruti perkataan ibunya.
  • Selim               : Protagonis, karena membantu Fatma dan menjelaskan segala yang diketahuinya tentang islam di Eropa.
  • Paul                 : Antagonis, karena telah menghina kerajaan turki yang pernah berkuasa
  • Imam H            : Protagonis, karena menjelaskan tentang  islam di daerah  Wina.
  • Natalie D      : Protagonis, karena merupakan agen muslim sejati yang tidak hanya mempromosikan islam bukan hanya dari mulut
  • Marion             : Protagonis, karena membantu Hanum menjelajahi Eropa.
  • Gomez           : Protagonis, karena mengantar rangga dan hanum ke tempat-tempat sejarah islam di Eropa.
  • Hasan          : Protagonis, karena sudah menjadi agen muslim yang baik di Spanyol.
  • Sergio    : Protagonis, karena menjadi pemandu yang baik dalam menjelaskan.   
         3. Alur :
  Novel ini menggunakan alur campuran.
         4. Amanat :

  • Jadikanlah sejarah menjadi pelajaran berharga bagi kita khususnya generasi muda islam.
  • Jangan pernah untuk berhenti mempelajari bagaimana perkembangan sejarah peradaban islam di Negara Eropa yang sebenarnya sangat membanggakan bagi kita sebagai pemeluknya.

     

C. Keunggulan dan Kelemahan Novel 
          a. Keunggulan Novel
  • Kelebihan buku 99 cahaya di langit eropa ini adalah kita sebagai pembaca akan merasakan seolah-olah sedang mengelilingi eropa dengan berbagai model pendeskripsian dari penulis yang menghadirkan gambaran Eropa kedalam imajinasi kita.
  • Mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang mencerminkan Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma.
  • Cerita yang disampaikan begitu santai dengan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga seakan mengajak pembaca turut serta dalam perjalanan spiritual yang dilakukan.
  • Buku ini hingga lembar terakhir menguatkan kita sebagai seorang muslim bahwa : di belahan bumi manapun, menegakkan aqidah keislaman kita, berarti kita bersiap untuk menjadi “agen muslim sejati” yaitu sebagai muslim yang membawa rahmat bagi sekelilingnya, rahmatan lil alamin &  kebangkitan peradaban Islam adalah saat umat Islam kembali pada Al-Qur’an yang tidak sekedar dibaca, tetapi juga di pelajari dan diteliti detil artinya sesuai dengan bidang keilmuan kita. Menumbuhkan (kembali) kecintaan umat Islam pada Al-Qur’an, akan menjadi dasar kembali bersinarnya peradaban Islam seperti beberapa ribu tahun silam.
  • Memberikan gambaran baru tentang Eropa selain keindahan dan kemegahan bangunan di seantero dunia.
          b. Kelemahan Novel
  • Pada pemotongan sub bab dalam buku terkesan dipaksakan. Ketika sudah sampai pada akhir sub bab, tiba-tiba kita masuk lagi pada rangkaian cerita sebelumnya yang terputus.
  • Pada bagian penutup, akan lebih menarik jika maksud dari penulis langsung masuk ke  sub bab Ka’bah tanpa harus memasuki cerita yang lainnya, meski bagian tersebuy menjelaskan mengapa penulis ingin naik haji.
D.   Kesimpulan
     Kehancuran Islam di Eropa adalah karena setitik nila perang saling menguasai yang menyebabkan trauma berkepanjangan. Jika proses masuknya Islam terus konsisten melalui cara damai seperti di Indonesia tentulah, Eropa hingga kini masih bercahaya sebagaimana Cordoba berhasil menerangi abad gelap di Eropa.
     Kini minoritas Islam di Eropa harus berjuang untuk mengembalikan citra Islam yang keras menjadi lembut,  seperti Fatma yang tetap santun meski mendengar hujatan dari orang-orang Eropa non muslim. Itulah sejatinya Islam, agama yang cinta damai.
Sayang, selalu dan masih saja ada yang memaknai Islam harus ditegakkan dengan jalan yang keras, menebar teror melalui hembusan jihad, atau demo yang berujung anarkis seperti di Indonesia.
     Sudah saatnya umat Islam belajar dari kegagalan Islam berjaya di Eropa. Nafsu untuk menjadi lebih, nafsu untuk menguasai, dan nafsu merasa paling benar atas nama agama hanya akan memperburuk citra Islam di mata dunia.
 
Diposting oleh Unknown di 23.52 0 komentar
Label: Tulisanku
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod