Pengertian
Resensi
Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.
Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.
Resensi Novel
Judul :
99 Cahaya Di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak
Islam di Eropa)
ISBN :
978-602-03-0052-8
Penulis : Hanum Salsabiela dan Rangga
Almahendra
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit :
November 2013
Cetakan :
Keenam, Januari 2014
Tebal :
340 halaman
A. Sinopsis Novel
Novel “99 Cahaya Di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam
di Eropa)” karya dari Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra memiliki tema
menapak jejak islam di Eropa. Buku ini berisi kisah-kisah perjalanan kedua
penulis selama berada di Eropa. Hanum dan Rangga tinggal selama 3 tahun di
eropa saat rangga mendapat beasiswa program doktoral di Universitas di Austria.
Keduanya berkesempatan menjelajahi eropa dan menemukan keindahan eropa yang
tidak sekadar hanya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion
Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun,
mereka menemukan keindahan lain dari Eropa, mereka menjelajah sejarah dan
menemukan bahwa Islam pernah berjaya di tanah itu. Eropa dan islam pernah
menjadi pasangan serasi. Namun, ketamakan manusia membuat dinasti itu runtuh.
Melalui buku ini, penulis ingin menceritakan tentang beberapa tempat dimana
islam mempunyai kisah yang cukup menarik didalamnya. Kisah-kisah dari beberapa
tempat didalamnya yang bisa membuat penulis dan pembaca enggan untuk melakukan
kesalahan yang sama. Tempat itu antara lain Wina (austria), Paris (Perancis),
Granada dan Cordoba (andalusia/Spanyol), dan Istanbul (turki).
Selama kursus itulah hanum berkenalan dengan Fatma, wanita asal
Turki yang berhasil menggugah jiwa kelana hanum untuk menyusuri jejak islam di
eropa. Fatma yang notabene hanya seorang ibu rumah tangga ternyata memiliki
wawasan luas tentang sejarah Islam di eropa. Bukan hanya itu, kebesaran hati
seorang fatma yang menerima cerca dari kalangan non muslim menyadarkan hanum,
bahwa Islam seharusnya dimaknai luar dan dalam. Bukan sekedar casing yang
islam, namun jiwa dan pikiran kaum bar-bar. Sayangnya fatma tiba-tiba
menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana bersama menapaki jejak
islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah berjaya pada
masanya. Demi memenuhi janji itu hanum kemudian mulai menjelajah sendiri
bersama suami.
Tempat kedua yang
diceritakan penulis adalah Paris, Perancis. Kota ini dikenal City of lights,
yang berarti pusat peradaban Eropa. Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang
mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute
Paris. Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya
kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa
berharganya. Seperti kufic-kufic pada keramik yang berada di musse louvre. Yang
lebih mencengangkan Hanum, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang
dipakai Bunda Maria bertakhtakan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah. Selain
benda-benda ‘kecil’ didalam musee louvre, Marion juga memberi tahu tentang Voie
Triomphale atau Jalan kemenangan yang dibuat Napoleon Bonaparte, tempat dua
gerbang kemenangan (arc du triomphe) yang sangat megah. menurut Marion, bila
ditarik garis lurus imajiner maka akan menghadap arah kiblat. Mungkin akan
menjadi konspirasi apabila Eropa mengakui Napoleon beragama Islam, tapi
kedekatan beliau dengan Islam tak terbantahkan. Selain itu, Jenderal
kepercayaan Napoleon, Francois Menou mengucapkan Syahadat setelah menaklukan
mesir dan syariat-syariat islam juga menginspirasi Napoleonic Code.
Setelah ke Paris, mereka
selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota di andalusia yang menurut
beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba merupakan ibukota Andalusia
dimana peradaban Eropa dimulai. Pada kota ini berkembang ilmu pengetahuan dan
menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Pada masa keemasan itu, Cordoba bukan
negara islam seluruhnya, namun toleransi antar agama menjadi suatu landasan
kuat hingga menjadi kota yang sangat dikagumi sekaligus membuat iri kota- kota
lain. di Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi Kathedral
setelah jatuh ke tangan Raja Ferdinand dan ratu Isabela. Sementara itu Granada
adalah kota terkahir dimana islam takluk di daratan Eropa. di Granada terdapat
benteng megah yang menjelaskan betapa megahnya Islam di masa keemasan.
Selanjutnya mereka berkesempatan menjelajahi Istanbul. Istanbul/
kontatinopel adalah saksi sejarah dimana Islam pernah memiliki masa keemasan.
Pada masa itu, luas wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Namun, di
Turki tidak ditinggalkan istana yang megah, bukan karena tidak mampu melainkan
karena Sultan mereka mencontohkan kesederhanaan. Sesuatu hal yang mulai
dilupakan pemimpin-pemimpin saat ini. Di Turki juga terdapat Hagia Sophia,
bekas gereja besar dan sempat dijadikan masjid. Namun kini telah dijadikan
museum oleh pemerintah Turki.
B. Unsur Intrinstik Novel
1. Tema :
Menapak Jejak Islam di Benua Eropa
2. Tokoh :
- Hanum : Protagonis, karena merupakan mempunyai rasa keinginan tahu pada islam yang sangat besar.
- Rangga : Protagonis, karena bersama-sama hanum menjelajahi Eropa.
- Fatma : Protagonis, karena dialah yang pertama kali mengajak Hanum menyusuri rahasia-rahasia kebesaran islam di Eropa.
- Eyse : Protagonis, karena anak dari Fatma yang selalu menuruti perkataan ibunya.
- Selim : Protagonis, karena membantu Fatma dan menjelaskan segala yang diketahuinya tentang islam di Eropa.
- Paul : Antagonis, karena telah menghina kerajaan turki yang pernah berkuasa
- Imam H : Protagonis, karena menjelaskan tentang islam di daerah Wina.
- Natalie D : Protagonis, karena merupakan agen muslim sejati yang tidak hanya mempromosikan islam bukan hanya dari mulut
- Marion : Protagonis, karena membantu Hanum menjelajahi Eropa.
- Gomez : Protagonis, karena mengantar rangga dan hanum ke tempat-tempat sejarah islam di Eropa.
- Hasan : Protagonis, karena sudah menjadi agen muslim yang baik di Spanyol.
- Sergio : Protagonis, karena menjadi pemandu yang baik dalam menjelaskan.
3.
Alur :
Novel ini menggunakan alur campuran.
4.
Amanat :
- Jadikanlah sejarah menjadi pelajaran berharga bagi kita khususnya generasi muda islam.
- Jangan pernah untuk berhenti mempelajari bagaimana perkembangan sejarah peradaban islam di Negara Eropa yang sebenarnya sangat membanggakan bagi kita sebagai pemeluknya.
C.
Keunggulan dan Kelemahan Novel
a.
Keunggulan Novel
- Kelebihan buku 99 cahaya di langit eropa ini adalah kita sebagai pembaca akan merasakan seolah-olah sedang mengelilingi eropa dengan berbagai model pendeskripsian dari penulis yang menghadirkan gambaran Eropa kedalam imajinasi kita.
- Mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang mencerminkan Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma.
- Cerita yang disampaikan begitu santai dengan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga seakan mengajak pembaca turut serta dalam perjalanan spiritual yang dilakukan.
- Buku ini hingga lembar terakhir menguatkan kita sebagai seorang muslim bahwa : di belahan bumi manapun, menegakkan aqidah keislaman kita, berarti kita bersiap untuk menjadi “agen muslim sejati” yaitu sebagai muslim yang membawa rahmat bagi sekelilingnya, rahmatan lil alamin & kebangkitan peradaban Islam adalah saat umat Islam kembali pada Al-Qur’an yang tidak sekedar dibaca, tetapi juga di pelajari dan diteliti detil artinya sesuai dengan bidang keilmuan kita. Menumbuhkan (kembali) kecintaan umat Islam pada Al-Qur’an, akan menjadi dasar kembali bersinarnya peradaban Islam seperti beberapa ribu tahun silam.
- Memberikan gambaran baru tentang Eropa selain keindahan dan kemegahan bangunan di seantero dunia.
b. Kelemahan
Novel
- Pada pemotongan sub bab dalam buku terkesan dipaksakan. Ketika sudah sampai pada akhir sub bab, tiba-tiba kita masuk lagi pada rangkaian cerita sebelumnya yang terputus.
- Pada bagian penutup, akan lebih menarik jika maksud dari penulis langsung masuk ke sub bab Ka’bah tanpa harus memasuki cerita yang lainnya, meski bagian tersebuy menjelaskan mengapa penulis ingin naik haji.
D.
Kesimpulan
Kehancuran Islam di Eropa adalah
karena setitik nila perang saling menguasai yang menyebabkan trauma
berkepanjangan. Jika proses masuknya Islam terus konsisten melalui cara damai
seperti di Indonesia tentulah, Eropa hingga kini masih bercahaya sebagaimana
Cordoba berhasil menerangi abad gelap di Eropa.
Kini minoritas Islam di Eropa harus berjuang untuk mengembalikan
citra Islam yang keras menjadi lembut, seperti Fatma yang tetap santun
meski mendengar hujatan dari orang-orang Eropa non muslim. Itulah sejatinya
Islam, agama yang cinta damai.
Sayang, selalu dan masih saja ada yang memaknai Islam harus ditegakkan dengan jalan yang keras, menebar teror melalui hembusan jihad, atau demo yang berujung anarkis seperti di Indonesia.
Sayang, selalu dan masih saja ada yang memaknai Islam harus ditegakkan dengan jalan yang keras, menebar teror melalui hembusan jihad, atau demo yang berujung anarkis seperti di Indonesia.
Sudah saatnya umat Islam belajar dari kegagalan Islam berjaya di
Eropa. Nafsu untuk menjadi lebih, nafsu untuk menguasai, dan nafsu merasa
paling benar atas nama agama hanya akan memperburuk citra Islam di mata dunia.
0 komentar:
Posting Komentar